KHUTBAH PERTAMA
PUASA MEMBUKA PINTU-PINTU
KEBAIKAN
إنَّ الـحَمْدَ
لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا
مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ
إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ
وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا
قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ
مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ،
وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal
Islam,
Seorang
sahabat mulia yang bernama Abu Umamah Al-Bahili, ia datang kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, lalu ia bertanya:
أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟
“Amal
apa yang paling utama Wahai Rasulullah?”
Maka
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ
“Hendaklah
kamu berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu amalan tiada tanding.” (HR. Ahmad,
An-Nasa’i)
Iya, ia
adalah amalan yang tidak ada tandingannya, saudaraku. Karena puasa membuka
segala macam pintu kebaikan kepada seorang hamba.
Dengan
dijadikan ia lapar, maka syahwatnya pun berkurang, sementara syahwat itu
merupakan sumber manusia jatuh kepada semua dosa. Dengan dijadikan ia lapar,
saudaraku, hatinya menjadi bening, akalnya pun menjadi bersih. Sehingga pada
waktu itu seorang hamba senantiasa ingin mendekatkan dirinya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan ia pun menjauhi berbagai macam maksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Sungguh,
sadaraku.. Orang yang berpuasa dibukakan kepada dia pintu-pintu kebaikan yang
banyak. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika
bertanya kepada Muadz bin Jabal:
أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟
“Maukah
aku tunjukkan kamu kepada pintu-pintu kebaikan?”
Kata
Muadz bin Jabal: “Mau Wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tiga pintu kebaikan, kata Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
الصَّوْمُ جُنَّةٌ
“Puasa
itu adalah bagaikan perisai.”
Dalam
satu riwayat yang lain:
إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ
النَّارِ
“Puasa
adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa
neraka.” (HR. Ahmad).
Kemudian
Rasulullah bersabda:
والصَّدّقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ
النَّارَ
“Dan
sedekah itu bisa mematikan dosa sebagaimana air bisa memadamkan api.”
وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ
“Dan
shalatnya seseorang di waktu malam.”
Subhanallah..
Di bulan Ramadhan ini apabila kita kumpulkan tiga perkara; di siang hari kita
berpuasa, di malam hari kita shalat malam (shalat tarawih), kemudian dibarengi
dengan kita banyak bersedekah, berarti tiga pintu kebaikan telah kita miliki.
Subhanallah..
Apabila tiga pintu itu kita telah memiliki, saudaraku sekalian, maka semua
kebaikan telah terbuka di mata kita.
Oleh
karena itulah, saudaraku.. Ini merupakan bulan kebaikan, bulan Ramadhan yang
penuh keberkahan, bulan seorang muslim kembali kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits riwayat Tirmidzi, bahwasanya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ
الشَّرِّ أَقْصِرْ
“Di
bulan Ramadhan akan ada yang meneru: ‘Wahai yang menginginkan kebaikan,
kemarilah. Wahai yang menginginkan keburukan, tahanlah.”
Maka
Subhanallah.. Kita bersyukur kepada Allah, kita memuji Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang telah mensyariatkan puasa Ramadhan sebulan penuh lamanya.
Sunngguh,
saudaraku.. Kebaikan yang kita lihat merupakan kebaikan yang kita timbang
dengan akhirat kita, bukan dengan beratnya lapar dan dahaganya kita.
Na’am..
Memang ketika puasa kita merasa lapar, kita merasa dahaga, tapi kebaikan yang
Allah berikan bagi orang yang berpuasa berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus kali
lipat daripada itu.
Maka
ketika kita melihat kebaikan berlipat ganda yang Allah berikan kepada orang
yang berpuasa, maka akan menjadi ringanlah susahnya kelaparan kita di waktu
siang.
Subhanallah,
saudaraku sekalian.. Allah memberikan kepada kita syariat yang ringan
dibandingkan dengan syariat orang-orang sebelum kita. Kita hanya diyariatkan
oleh Allah berpuasa dari semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Sementara orang-orang sebelum kita diwajibkan berpuasa 24 jam, dari maghrib
sampai maghrib kembali.
Semua
itu karena Allah menginginkan kemudahan untuk kita, Allah sayang kepada kita
umat Islam. Allah mengatakan:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Allah
menginginkan untuk kalian kemudahan, dan Allah tidak menginginkan untuk kalian
kesulitan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 185)
Bahkan
dibalik kesulitan yang kita hanya berpuasa di siang hari ini, dibaliknya
berbagai macam kemudahan dan kenikmatan yang Allah telah sediakan dan Allah
janjikan untuk kita.
أقول قولي هذا
واستغفر الله لي ولكم
KHUTBAH JUMAT KEDUA
PUASA MEMBUKA PINTU-PINTU
KEBAIKAN
الحمد لله
والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله
إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Jamaah
Jum’at yang In Syaa Allah dimuliakan Allah,
Seorang
mukmin tidak melihat kepada beratnya amal, akan tetapi seorang mukmin melihat
kepada besarnya pahala. Karena sesungguhnya beratnya amal -saudaraku sekalian-
ketika diberikan oleh Allah pahala yang sangat besar, maka pada waktu itu amal
akan terasa ringan. Seperti halnya orang yang bekerja, ketika ia tahu
pekerjaannya berat tapi gajinya sangat besar sekali dan ia melihat gajinya yang
sangat besar, maka akan terasa ringan pekerjaan yang berat tersebut.
Demikian
pula kita seorang mukmin, ketika melihat puasa Ramadhan sebulan penuh kita
berpuasa, merasakan kelaparan selama sebulan, kita tidak melihat kepada
beratnya puasa, beratnya dahaga, tapi yang kita lihat adalah besarnya pahala
yang Allah janjikan, berupa surga, berupa kesenangan yang abadi, berupa kekenyangan
di hari kiamat nanti, karena sesungguhnya orang yang paling lapar di hari
akhirat adalah orang yang paling banyak kenyangnya di dunia ini.
Maka dari itulah, saudaraku.. Seorang mukmin bergembira menjalankan perintah puasa dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang muslim merasa senang dengan adanya syariat bulan Ramadhan ini. Karena sesungguhnya itu adalah kebaikan yang Allah inginkan untuk kita. Agar Allah ampuni dosa kita, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita pahala berupa surga, belum lagi berupa kesehatan pada badan kita, dan banyak lagi kalau kita hitung-hitung manfaat yang sangat besar dari bulan Ramadhan yang sangat banyak sekali, tidak bisa kita hitung.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدَّعَوَاتِ
/na
اللَّهُمَّ آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عباد الله:
إِنَّ اللَّـهَ
يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم،
ولذِكرُ الله أكبَر.
No comments:
Post a Comment